Sabtu, 22 Februari 2014

~ HUJAN RINDU ~

Hari ini hujan rindu turun begitu derasnya hingga aku lupa untuk memayungkan hatiku

Bisakah rindu ini mengalami jeda? Biar aku bisa mengingat kembali, saat2 aku belum 

mengenalmu

Pada setiap bait2 sajakku,selalu ada sekelumit kisah tentangmu

Engkau pernah berkata, kepakkan sayap2 cintamu dan rengkuhlah dia, lupakan aku


Lupakah kau? sayap2 itu telah patah ketika engkau pergi,bagaimana mungkin aku bisa merengkuhnya?


Ah,sudahlah..! aku tak ingin mengenangmu lagi, aku lelah.. 


Sepertinya hujan rindu tinggal gerimis, besok ingatkan aku untuk memayungi hatiku bila hujan rindu bertandang lagi







Sabtu, 15 Februari 2014

PANTASKAH UNTUK DIUPLOAD KE SOSMED?

Semenjak adanya sosmed (social media) semakin banyaknya terlihat orang-orang di zaman sekarang ini kurangnya rasa kepekaannya terhadap sesama. Kalau sosmed itu dibuat untuk suatu hal-hal kebaikan seperti dakwah, kata2 motivasi, saling berbagi ilmu pengetahuan, saling bertanya kabar untuk mempererat silaturahmi dan menambah wawasan pertemanan/persahabatan, aku pikir itu sangat baik. Dan di sosmed juga bisa saling berbagi foto pada sesama teman/sahabat dan kerabat. Baik itu foto2 yang baru diunggah atau foto2 nostalgia untuk mengingat kenangan2 lama yang menjadi kenangan2 yang sangat lucu. Ada juga foto selfie yang sekarang sedang marak. Bagiku sah2 aja kalau seseorang ingin berselfie ria untuk menghibur dirinya sendiri yang mungkin dulunya gagal menjadi foto model *gue banget nih (nah, loh?! ^_^) Tapi sepertinya sosmed cenderung lebih banyak mengupload foto2 pada kejadian yang terkadang tidak perlu untuk dibagikan.
Dulu saya pernah membahas tentang orang2 yang selalu mengupload apa saja yang dimakannya, seolah-olah macam dia saja yang pernah makan enak :p. Tapi disini saya tidak lagi membahas tentang makanan yang diuplod, tapi membahas tentang suatu foto2 yang diupload yang saya merasa bila foto itu diupload terkesan jadi menunjukkan kayaknya kita seperti "bahagia" diatas penderitaan orang lain. Foto apkakah itu? Foto jenazah yang sedang disemayam (mayat yang baru meninggal dan masih disemayam dirumahnya), dirumah orang yang sedang mengalami kedukaan itu. Mungkin si pengupload foto itu mulanya hanya datang melayat kerumah duka untuk turut berbelasungkawa, tapi kemudian terbersit hatinya untuk memfoto mayat yang masih disemayamkan dirumah duka, dan ini juga saya gak abis pikir, apa maksud dan tujuan mereka memfoto jenazah itu? ( apa jenazah itu mau dijadikan model makanya difoto? untung itu jenazah gak protes, kalau protes? bisa2 para pelayat yang datang kesitu pasti pada lari tunggang langgang ketakutan ). Nah setelah di foto merekapun menguploadnya ke sosmed, trus ditambahi dengan kata2 yang seolah-olah sedang sedih, miris atau ikut berduka cita seperti, "Turut berduka cita, kini kita tidak bisa bersama lagi. ternyata Allah lebih sayang padamu" dan berbagai kata2 "lebay" yang seolah-olah sedang menunjukkan kesedihan pada si mayat. Hello...!!! kalau ditanya, dimanakah sebenarnya letaknya kalau kalian ikut bersedih dan berduka cita? Waktu kalian mengupload foto tuh mayat, apa kalian gak lihat keluarga simayat yang disitu sedang menatapi kalian sibuk memngabadikan wajah si mayat dengan camera 360 atau dengan Hp/BB? Apakah kalian tau perasaan keluarganya ketika kalian sibuk memfoto ria wajah si mayat? Bukankah itu terkesan kalian seperti tidak merasa "peka" dengan perasaan orang lain yang saat itu sedang merasakan kesedihan/kedukaan yang maha dahsyatnya karena kehilangan orang yang disayanginya ( kalau aku yang mengalami seperti itu, mungkin sudah saya tinju orang yang sibuk mengupload foto jenazah keluarga saya. Untungnya belum pernah ada kejadian di depan mata saya ). Lagian, apa gunanya mengupload foto jenazah yang sedang disemayam dirumah duka? ( apa anda seorang wartawan pencari berita duka ) Apa anda ingin dipuji kalau kalian manusia yang paling peduli dengan kesedihan keluarga si jenazah? ( Oh, my God! dimana letak rasa kepeduliannya? ). Atau kalian ingin mengatakan kalau kalian ingin memberitahukan bahwa si polan sedang kehilangan anaknya/suami//istri atau dll? Kalau niatnya ingin memberitahu tentang kabar duka cita, cukuplah dengan menyampaikannya dengan status kata2 di sosmed dan tulisakan alamat lengkap dimana jenazah tersebut disemayamkan. Nah, dengan status kata2 pemberitahuan ( tanpa foto ) anda sudah sangat membantu keluarga jenazah yang bersangkutan, berpahala lagi. Mungkin kalau memfotonya atas permintaan keluarga si mayat yang gunanya hanya untuk disimpan sendiri sebagai koleksi pribadi dan untuk sebagai ingatan kenangan terakhir bagi keluarga si mayat, itu masih wajar menurut saya.  
"Cobalah berpikir cerdas dan bijak dengan menggunakan hati nurani"
Ada yang pantas untuk diupload dan ada yang tidak pantas untuk diupload. Oh ya, satu lagi "Jangan upload foto sexi/porno, karena satu orang memandang foto sexi/porno yang anda upload, maka anda sudah ikut menanggung dosa zinah mata mereka. Apalagi semakin banyak orang yang memandangnya, berapa banyak dosa yang akan anda tanggung???" 

Jumat, 07 Februari 2014

AKU MENCINTAIMU DALAM DIAM

“Terkadang kita merasa hidup di dalam sebuah persimpangan, kita tidak tau jalan mana yang akan kita pilih. Apakah harus belok ke kiri atau belok ke kanan, mundur ke belakang atau jalan ke depan. Dalam hal ini, aku tidak ingin menyarankan apa-apa padamu, tapi aku akan memberi sebuah petunjuk. Dan dari petunjuk yang aku berikan ini, kamu bisa mengambil makna yang terkandung di dalamnya. Dengan itu aku berharap kamu bisa dengan bijak, bagaimana cara untuk mengatasi semua masalah yang sedang kamu hadapi.”
Aini menatap Elang dengan serius, mencoba memahami tujuan dari perkataan Elang.
“Jika disuatu persimpangan, belok ke kiri adalah keburukan dan belok ke kanan adalah kebaikan, mana yang akan kamu pilih?” tanya Elang.
“Aku akan belok jalan ke kanan,” jawab Aini.
“Bagus! Jika mundur ke belakang adalah masa lalu dan jalan ke depan adalah masa depanmu, mana yang akan kamu pilih?”
“Aku akan pilih jalan ke depan,” jawab Aini.
“Jika belok ke kiri merupakan jalan pintas untuk bisa jalan ke depan yang berarti masa depanmu. Sedangkan belok ke kanan penuh dengan jalanan yang berliku terjal, banyak onak dan kerikil-keriki tajam, disertai badai taufan yang akan siap menghantam dan menghempaskan tubuhmu kapan saja dan kemudian jalan itu mengharuskanmu memasuki sebuah lorong, yang mana lorong itu adalah jalan untuk mundur kembali kebelakang. Namun, walau lorong itu mengharuskanmu mundur kembali kebelakang, tapi hanya melalui lorong itulah jalan satu-satunya yang bisa membawamu jalan menuju ke depan yang berarti masa depanmu. Mana yang akan kamu pilih?” tanya Elang.
“Aku akan tetap belok ke kanan meskipun banyak aral melintangnya dan mengharuskan ku sesaat kembali mundur kebelakang,” jawab Aini.
“Nah, begitulah kehidupan ini. Untuk meraih sesuatu yang baik yang di ridhoi oleh Allah, kita harus melalui banyak ujian-ujian hidup. Bahkan terkadang kita harus sejenak mundur kembali kebelakang. Yang dimaksud dari mundur kembali kebelakang tidak hanya harus tentang masa lalu, tapi mempunyai makna yang lain juga yaitu saat kita harus merasa terjatuh dulu. Dari terjatuh itu kita bisa belajar untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah kita perbuat. Hanya orang-orang bodoh yang tidak bisa memaknai arti kata “terjatuh”. Dan masa lalu juga sebagai pelajaran untuk memperbaiki segala kesalahan yang pernah kita perbuat agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Jadi, apa yang sekarang sedang kamu hadapi anggaplah sebagai ujian kecil guna untuk mempersiapkan dirimu menghadapi ujian-ujian yang lebih besar lagi. Semakin besar ujian yang diberikan Allah padamu, maka itu sebagai bukti semakin besar kecintaan Allah padamu. Berarti di mata Allah, kamu adalah umatNya yang sangat istimewa. Hanya satu pesanku buatmu, jika suatu hari nanti Allah memberikan ujian hidup yang teramat berat bagimu. Ingatlah! Janji Allah itu pasti. Tetaplah terus istiqomah walau apapun yang terjadi, teruslah memperbaiki diri ke jalan yang lebih baik lagi, jalan yang di ridhoi oleh Allah.”
Aini hanya tertunduk diam tercenung, mencoba merenungi dan meresapi semua kata-kata Elang. Hanya airmatanya yang masih terus meleleh di pipinya yang mulus. Namun, ada perasaan damai dihatinya begitu mendengar semua kata-kata Elang, yang terasa begitu mengena dihatinya.

“Terimakasih Elang, kamu sudah mau menjadi sahabat terbaikku. Akan selalu ku ingat semua kata-kata mu, entah apa jadinya diriku jika tidak ada kamu,” jawab Aini menatap Elang dengan mata basah, sambil tersenyum meskipun hanya masih sebuah sunggingan.