“Terkadang kita merasa hidup di dalam sebuah
persimpangan, kita tidak tau jalan mana yang akan kita pilih. Apakah harus
belok ke kiri atau belok ke kanan, mundur ke belakang atau jalan ke depan. Dalam
hal ini, aku tidak ingin menyarankan apa-apa padamu, tapi aku akan memberi sebuah
petunjuk. Dan dari petunjuk yang aku berikan ini, kamu bisa mengambil makna
yang terkandung di dalamnya. Dengan itu aku berharap kamu bisa dengan bijak,
bagaimana cara untuk mengatasi semua masalah yang sedang kamu hadapi.”
Aini menatap Elang dengan serius, mencoba memahami
tujuan dari perkataan Elang.
“Jika disuatu persimpangan, belok ke kiri adalah
keburukan dan belok ke kanan adalah kebaikan, mana yang akan kamu pilih?” tanya
Elang.
“Aku akan belok jalan ke kanan,” jawab Aini.
“Bagus! Jika mundur ke belakang adalah masa lalu dan
jalan ke depan adalah masa depanmu, mana yang akan kamu pilih?”
“Aku akan pilih jalan ke depan,” jawab Aini.
“Jika belok ke kiri merupakan jalan pintas untuk
bisa jalan ke depan yang berarti masa depanmu. Sedangkan belok ke kanan penuh
dengan jalanan yang berliku terjal, banyak onak dan kerikil-keriki tajam,
disertai badai taufan yang akan siap menghantam dan menghempaskan tubuhmu kapan
saja dan kemudian jalan itu mengharuskanmu memasuki sebuah lorong, yang mana
lorong itu adalah jalan untuk mundur kembali kebelakang. Namun, walau lorong
itu mengharuskanmu mundur kembali kebelakang, tapi hanya melalui lorong itulah
jalan satu-satunya yang bisa membawamu jalan menuju ke depan yang berarti masa
depanmu. Mana yang akan kamu pilih?” tanya Elang.
“Aku akan tetap belok ke kanan meskipun banyak aral
melintangnya dan mengharuskan ku sesaat kembali mundur kebelakang,” jawab Aini.
“Nah, begitulah kehidupan ini. Untuk meraih sesuatu
yang baik yang di ridhoi oleh Allah, kita harus melalui banyak ujian-ujian
hidup. Bahkan terkadang kita harus sejenak mundur kembali kebelakang. Yang dimaksud
dari mundur kembali kebelakang tidak hanya harus tentang masa lalu, tapi mempunyai
makna yang lain juga yaitu saat kita harus merasa terjatuh dulu. Dari terjatuh
itu kita bisa belajar untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah kita
perbuat. Hanya orang-orang bodoh yang tidak bisa memaknai arti kata “terjatuh”.
Dan masa lalu juga sebagai pelajaran untuk memperbaiki segala kesalahan yang
pernah kita perbuat agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Jadi,
apa yang sekarang sedang kamu hadapi anggaplah sebagai ujian kecil guna untuk
mempersiapkan dirimu menghadapi ujian-ujian yang lebih besar lagi. Semakin
besar ujian yang diberikan Allah padamu, maka itu sebagai bukti semakin besar
kecintaan Allah padamu. Berarti di mata Allah, kamu adalah umatNya yang sangat
istimewa. Hanya satu pesanku buatmu, jika suatu hari nanti Allah memberikan
ujian hidup yang teramat berat bagimu. Ingatlah! Janji Allah itu pasti.
Tetaplah terus istiqomah walau apapun yang terjadi, teruslah memperbaiki diri
ke jalan yang lebih baik lagi, jalan yang di ridhoi oleh Allah.”
Aini hanya tertunduk diam tercenung, mencoba
merenungi dan meresapi semua kata-kata Elang. Hanya airmatanya yang masih terus
meleleh di pipinya yang mulus. Namun, ada perasaan damai dihatinya begitu
mendengar semua kata-kata Elang, yang terasa begitu mengena dihatinya.
“Terimakasih Elang, kamu sudah mau menjadi sahabat
terbaikku. Akan selalu ku ingat semua kata-kata mu, entah apa jadinya diriku jika
tidak ada kamu,” jawab Aini menatap Elang dengan mata basah, sambil tersenyum
meskipun hanya masih sebuah sunggingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar