Senin, 23 Juni 2014

BERJIWA BESAR

Dizaman sekarang ini tidak banyak bisa kita temui orang2 yang berjiwa besar, tapi yang banyak kita temui hanyalah orang2 yang merasa dirinya "PAHLAWAN".
Orang yang berjiwa besar sesungguhnya orang yang berhati tulus. Kenapa saya katakan tulus? Ya tulus! Karena dia mengakui kebenaran dan keunggulan lawannya, jika itu sesuai dengan kata hatinya. Ada berapa orangkah dizaman sekarang ini yang bisa kita temui yang mau berjiwa besar dengan mengakui kebenaran dan keunggulan lawannya? Sulitkan? Malah mereka yang benar2 kalah dan benar2 melakukan kesalahan cenderung tidak mengakui dan cenderung menyalahkan orang lain. Makanya dsini saya katakan kalau orang yang berjiwa besar itu adalah ciri2 orang yang berhati tulus dan ikhlas.
Apa yang saya bahas disini bukan ingin membela dari salah satu capres manapun, saya hanya ingin mengatakan tentang kebenaran yang saya lihat. Tapi kebenaran menurut pandangan mata saya sebagai manusia yang lemah. Kebenaran yang sejati hanyalah milik Allah karena Allah yang Maha Mengetahui isi hati manusia.
Ketika salah seorang capres mengatakan ,"Saya sejutu dengan yang bapak katakan", ini seperti membuka mata hati saya, apakah saya juga bisa berani berkata seperti itu di depan rival saya??? Mengakui keunggulan dan kebenaran yang dikatakannya? Sementara rivalnya sendiri tidak pernah sekalipun mengakui keunggulan2nya dan bahkan cenderung menjatuhkannya dengan membuka segala aib dan fitnah dimasa lalunya yang kebenaran dari aib dan fitnah itu belum tentu benar. 
Setiap manusia pasti mempunyai sisi2 kelemahan dan kekurangan tapi  dibalik itu semua hal yang paling terpenting hanyalah KEJUJURAN DAN KETULUSAN hati seseorang. Karena kejujuran dan ketulusan itu akan membuatnya selalu berjiwa besar dan merupakan kunci dari keikhlasannya dalam berbuat suatu kebaikan untuk orang banyak.
Orang yang tidak pernah membalas meskipun dihujat dan difitnah adalah ciri orang yang berjiwa besar, karena dia yakin selalu ada Allah yang menjadi pelindungnya, "God never sleeps". 
Sementara orang2 yang selalu merasa dirinya "PAHLAWAN" mesti kita pertanyakan lagi. Kalau dia memang merasa dirinya seorang pahlawan dan orang yang tulus serta ikhlas, dia tidak akan pernah berkata apa yang sudah diperbuatnya, karena dia tidak ingin penilaian manusia tapi dia hanya ingin penilaian Allah.
Berpikirlah kita secara bijak dan cerdas, siapakah yang sebenarnya yang terbaik utnuk menjadi pemimpin di negara kita ini???


Senin, 09 Juni 2014

DEBAT CAPRES DAN CAWAPRES

Bagi saya malam ini merupakan malam yang sangat ‘hot’, dan memang kebetulan udara lagi panas ditambah lagi dengan penuh sesaknya TL dan status tentang debat capres/cawapres. Suasana malam ini saya katakan ‘hot’ karena penuhnya TL dan komen2 status di media social yang saling hujat, saling maki, saling menjatuhkan dan hingga saling hina antar Ras, bahkan saling gontok2an.
Mendadak malam ini semua rakyat Indonesia menjadi genius karena ahli dalam bidang politik. Itu terlihat dengan komentar2 dan status2 mereka di media social ketika menonton tayangan debat capres/cawapres tadi.
Saya jadi berpikir, kalau anda memang benar2 genius dan ahli dalam bidang politik, ketika posisi anda diletakkan pada posisi capres/cawapres yang sedang berada dipodium malam ini, apakah mulut anda masih bisa bijak dan lancar untuk berbicara??? Kalau ditanya saya, terus terang saya tidak akan sanggup karena saya sadari kwalitas otak saya yang pas2an. Bayangkan! Anda harus bisa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dalam waktu 3 menit (eh, betul gak 3 menit?? ), dan dalam waktu yang sesingkat itu anda harus bisa tetap tenang dan bisa menguasai emosi, karena terkadang lawan poltik anda menyulut/memancing emosi anda. Dan orang yang genius bukan berarti orang yang bisa memanage emosinya. Terkadang orang yang memiliki otak pas2an, tapi karena bisa memanage emosinya malah terlihat menjadi lebih genius, karena ketenangannya hingga bisa menjawab semua pertanyaan dengan gampang dan tertata hingga mengena pada sasarannya. Bisa anda bayangkan???
Masing2 malam ini hampir semua rakyat Indonesia saling menjagokan capres/cawapresnya hingga ujung2nya kembali saling hujat, saling maki, saling hina ras di media social. Semua menjadi ajang saling menjatuhkan dengan ditambahkan bumbu2 berita yang dikutip dari ‘kampanye hitam’.
Seandainya semua rakyat Indonesia menyadarinya, bahwa apa yang telah mereka lakukan malam ini sudah menunjukkan kemata dunia kwalitas orang2 Indonesia yang sebenarnya. Kwalitas yang sangat mudah di adu domba. Lupakah kalian dengan politik pemerintah Belanda zaman dahulu? ‘Devide Et Impera’àPecah belah dan kuasai. Sadarkah kalian apa yang sedang terjadi di Indonesia sekarang ini tidak lain karena adanya politik Devide Et Impera? Coba kalian lihat, di bagian mana di Indonesia ini yang tidak saling ribut, salin hujat dan saling pecah belah? Dan lupakah kalian dengan ucapan yang pernah diucapkan pada film G30S/PKI “Kita bergerak tanpa bentuk macam hantu”. Disini saya katakan bukan tentang PKInya tapi tentang politik untuk menghancurkan! Dimana sekarang ini politik untuk menghancurkan stabilitasi keamanan di Indonesia hanya dengan 2 cara yang sangat mudah yaitu ‘Bergerak tanpa bentuk dan Devide Et Impera’.
Coba buka mata dan hati pikiran kita masing2, apa keuntungan yang kita dapat dari saling ribut, saling hujat? -à KEHANCURAN UNTUK BANGSA INI.
Come on…! Seluruh rakyat Indonesia, berpikirlah lebih bijak dan cerdas dalam mengungkapkan/mengeluarkan pendapatnya, sebelum pada akhirnya bangsa lain akan menghancurkan dan menguasai bangsa Indonesia. Jangan sampai sejarah lama terulang kembali…